Blog

  • Lawan Korupsi, Wawancara dengan Pimpinan KPK Bambang Widjajanto

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Lawan Korups
    Wawancara dengan Pimpinan KPK Bambang Widjajanto
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Terpilihnya Dr. Bambang Widjojanto , SH, MH menjadi salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diyakini bisa membangun optimisme melawan korupsi di tengah kepercayaan publik kepada aparat penegak hukum mulai menurun.

    Tak bisa dipungkiri, upaya pemberantasan korupsi terkesan hanya jalan di tempat. Itu sebabnya masuknya Bambang di lembaga ad hoc ini diharapkan bisa membawa angin segar bagi upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air. Bagi Bambang, selain membangun optimisme,hal lain yang harus dilakukan oleh pimpinan KPK adalah menghilangkan sikap saling curiga. Pimpinan KPK harus bisa bekerja dengan baik dan lebih berkonsentrasi dengan tugas pemberantasan korupsi. Berikut petikan wawancara dengan Bambang Widjojanto dengan SINDO saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu:

    Upaya pemberantasan korupsi saat ini terkesan jalan di tempat. Pendapat Anda?

    Kalau saya mau bilang begini,dengan maraknya kasus korupsi yang ada, harusnya optimisme tetap dihidupkan.Kalau orang sudah tidak optimistis, tidak ada lagi elemen kehidupan. Saya tidak akan mengeluh ini kurang itu atau pemberantasan korupsi jalan di tempat. Kita harus bijak. Harusnya dengan adanya keterbatasan yang ada, kita harus mengoptimalisasikannya. Jadi sekali lagi kita tetap harus optimis menjadikan Indonesia bebas korupsi.

    Sampai kapan kita berharap Indonesia bisa bebas korupsi?

    Memang kita tidak bisa mengelak jika sekarang ini kita berhadapan dengan situasi yang sudah sangat parah. Tetapi, itu tidak berarti membuat kita tidak optimistis. Kita harus yakin bahwa kita bisa. Sikap konsisten untuk terus berjuang juga sangat diperlukan.Kita harus hindari sikap-sikap pesimistis dan pragmatis. Menurut saya, ketika dalam situasi terdesak, mungkin sulit, tetapi di situlah justru konsistensi kita diuji. Justru di sinilah tantangannya.

    Pandangan Anda, seburuk apa korupsi di Indonesia?

    Kalau mengacu pada hasil survei Transparency International (TI) 2011 soal indeks persepsi korupsi Indonesia naik 0,2 poin. Jadi, sekarang 3,0. Dari titik itu harusnya kita mengapresiasi bahwa program-program korupsi diapresiasi baik oleh penyurvei. Satu itu harus diapresiasi. Kedua,seharusnya dengan apa yang kita punya saat ini harusnya lebih bagus lagi. Ini yang harus dilakukan untuk mengoptimalisasi semua sumber daya agar maksimal. Supaya kita lebih sistematik ke depan dalam pemberantasan korupsi.

    Banyaknya pejabat yang korupsi, menurut Anda, faktor apa yang menjadikan mereka berbuat?`

    Tentu saja penyebabnya ada banyak hal.Bisa jadi pejabat berbuat korupsi karena kebijakannya memang membuka ruang korupsi sendiri. Karena kebijakan itu sendiri potensial menciptakan korupsi.Bisa juga karena mekanisme pengawasan terhadap penyalahgunaan kewenangan tidak efisien tidak efektif. Bisa juga karena secara kelakuan (behavior) memang maunya nyolong, jadi itu yang harus dikontrol.

    Tak bisa dipungkiri, banyak hambatan besar dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia. Tanggapan Anda sendiri bagaimana?

    Kalau saya melihatnya justru dengan problem yang besar itu merupakan tantangan tersendiri. Semakin banyak tantangan berarti ladang beramal kita juga besar. Mudah-mudahan kita bisa syahid di situ.Kalau orang mati syahid di situ kan mudah-mudahan diterima oleh Allah dengan sangat baik.

    Ada yang ingin disampaikan setelah Anda ditetapkan sebagai wakil ketua KPK?

    Harus diapresiasi lah ini kan hasil maksimal dari proses dan cara pemilihan dari DPR. Jadi harus diapresiasi. Poinnya hanya itu saja, harus diapresiasi.

    Terkait program 100 hari prioritas yang akan dikerjakan nanti seperti apa?

    Mungkin tidak bisa ukurannya 100 hari.Ukurannya adalah ada kasus-kasus yang sudah masuk dalam agenda KPK.Ini maksudnya yang sudah masuk dan dikerjakan KPK. Maka mudah-mudahan pimpinan KPK yang sekarang ini bisa merumuskan kira-kira kasus-kasus mana yang sudah bisa diselesaikan dan mana yang masih bermasalah. Jadi, harus ada hands note.

    Tapi,pimpinan yang baru harus membuat prioritas, perlu membuat indikator, yang mana yang mendapat perhatian publik dan yang harus diselesaikan.Selain itu, perlu dirumuskan juga masalahnya di mana, apakah pembuktiannya yang kurang,s umber dayanya kurang, atau masalah lainnya. Kalau beban pembuktiannya berarti harus diinvestigasi lagi. Kalau jumlah SDM kurang, harus ditingkatkan. Itu nanti harus dilihat apa sih problemnya. Mudah-mudahan sudah ada identifikasi problemnya, sehingga strategi intervensinya bisa lebih sederhana lagi.

    Lalu soal kasus-kasus besar,seperti Century, bagaimana nanti Anda menyelesaikan kasus tersebut?

    Sekali lagi, harus kami identifikasi. Karena kasus besar kanbisa jadi karena medianya yang memberitakan terus. Jadi standarnya harus jelas dulu. Tapi, kalau bagaimana menyelesaikan kasus itu, kami harus melakukan kajian. Mudah-mudahan kajian yang sudah dilakukan oleh teman-teman terdahulu, pimpinan terdahulu, sudah dikerjakan dengan maksimal. Artinya kami tinggal mengeksekusi saja.

    Anda dipilih lembaga politik DPR yang sudah pasti penuh kepentingan kabarnya, ada pihak berkepentingan dengan pimpinan KPK yang baru agar kasusnya aman?

    Jangan terlalu curiga begitu. Kalau saya harus menghilangkan kecurigaan-kecurigaan seperti itu.Yang harus dibangun pimpinan KPK adalah trust building. Kalau Anda bekerja sama sudah punya persepsi faksionalisasi dan kecurigaan, itu tidak bisa kerja karena nanti pekerjaannya adalah mencurigai yang lain.

    Apa yang akan Anda lakukan jika menghadapi kasus yang melibatkan politisi?

    Kalau saya sederhana sekali. Harus dibangun komunikasi yang saling memperkuat. Kalau berdasarkan temuan-temuan kasus, fakta-fakta yang secara yuridis bahwa seseorang dinyatakan bersalah maka aturannya menyatakan harus dijalankan. Komunikasi untuk saling memperkuat dan mengingatkan harus dilakukan. Satu lembaga pengawasan dan satu lembaga penegak hukum harus bersinergi.   

  • Memaksimalkan Potensi ESDM, Wawancara dengan Wakil Menteri ESDM

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Memaksimalkan Potensi ESDM
    Wawancara dengan Wakil Menteri ESDM
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Kebutuhan energi terus meningkat guna menunjang geliat perekonomian yang ke depan ditargetkan berkisar 6-7% per tahun. Kendati pemerintah sadar betul akan kebutuhan itu, tetap bukan perkara mudah untuk memenuhinya.

    Harga energi yang terus merangkak naik sementara produksi terus berkurang akibat penurunan alamiah menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana upaya pemerintah untuk menjawab tantangan tersebut? Berikut petikan wawancara dengan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengenai upaya pemenuhan kebutuhan energi dan prospek sektor ini pada 2012.

    Apa tantangan yang paling berat untuk memenuhi kebutuhan energi menurut Kementerian ESDM dan bagaimana cara menyikapinya?

    Sebetulnya, semua masalah energi dan mineral Indonesia kalau ditangani secara serius pasti bisa terselesaikan. Tapi untuk langkah awal, kita harus menyatukan mindset masyarakat yang saat ini mengalami asymmetric information soal energi. Bahkan banyak sekali akademisi yang mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM) harus murah karena kita kaya akan minyak. Itu jelas tidak benar. Bukan berarti kita nggakpunya potensi minyak, kita punya potensi 50 miliar barel, tapi yang proven (terbukti) cuma 4 miliar barel. Nah untuk membuktikan potensi itu harus ada eksplorasi dan itu biayanya mahal.

    Apakah kita bisa mengatasi kendala itu, secara teknologi misalnya?

    Secara teknologi kita tentu bisa mengatasi,namun biayanya mahal dan kita belum punya duit. Supaya eksplorasi berjalan lancar, berbaiklah dengan investor asing. Kita perlu mengundang investor asing. Namun, investor asing ini tidak akan datang kalau di sini tidak menguntungkan. Coba kita bandingkan dengan Malaysia. Mereka itu cadangan terbuktinya lebih besar dari kita sekarang, di atas 4 miliar barel.

    Produksinya juga hampir menyamai Indonesia, sementara penduduknya jauh lebih sedikit dari kita.Mereka juga lebih menarik karena walaupun mereka belajar PSC (production sharing contract/kontrak bagi hasil) di Indonesia, mereka melakukan sistem kontrak revenue over cost (ROC) yang dihitung setiap tahun. Kalau ROC rendah, bagian pemerintahnya juga rendah, bisa di bawah 50% tapi kalau ROC tinggi (bagi hasilnya) bisa 85:15, jadi di sana itu lebih fleksibel.

     Apa lagi kendala yang membuat kita kurang menarik dibanding Malaysia?

    Selain dalam sistem fiskal kita kalah menarik dengan Malaysia, peraturan kehutanan kita juga tidak menguntungkan investor.Saya bicara berdasarkan fakta, misalnya pembebasan lahan eksplorasi yang masih sulit, masalah eksplorasi dikenakan pajak, dan lain-lain. Perlu diketahui, minyak dan panas bumi tidak mengelupas tanah, tapi hanya membor tanah, paling banyak butuh 100 hektare, dari sekian ribu hektare (wilayah kerja) hanya beberapa hektare saja yang dibutuhkan, tapi izin susah. Sekarang minyak tidak dapat, tapi hutannya juga tetap gundul. Hal semacam ini yang bikin kita terhambat. Kenapa tidak perusahaan minyak atau panas bumi diberi izin, lalu mereka juga disuruh memeli-hara hutan, kan selesai.

    Bagai-mana dengan pengembangan energi alternatif lainnya?

    Sebenarnya panas bumi, energi air, dan gas belum berkembang di Indonesia. Mengapa juga energi baru dan terbarukan tidak berkembang, itu dikarenakan kita memilih menggunakan energi yang mahal daripada yang murah. Sebagai contoh, di Sumatera Selatan biaya listrik hanya Rp600 per kwh karena pakai gas dan batubara, sedangkan di Medan harganya Rp3.500 per kwh karena pakai minyak.

    Coba bayangkan, bedanya 6 kali lipat. Makanya,kenapa tidak dikurangi saja ekspor gas ke Singapura lalu dialihkan gasnya untuk PLN.Kenapa tidak ke Singapura kita ekspor listrik saja. Kita bisa pakai batu bara di Batam karena batu bara Indonesia hanya 20% untuk domestik dan yang lainnya di ekspor.

    Apa kendala untuk mewujudkan hal itu?

    Hal tersebut bisa kita capai, tapi syaratnya kita harus bisa bekerja sama dan satu suara.Jika ada permasalahan yang harus diselesaikan, cepat bilang kepada kementerian terkait agar didukunglah program-program ini. Saya yakin,dalam waktu tiga tahun kita bisa menghasilkan yang terbaik untuk negara. Tapi sekali lagi, saya bukan penentu kebijakan di negeri ini. Karena itu perlu ada koordinasi dengan kementerian terkait.

    Bagaimana prospek investasi di sektor energi tahun depan?

    Banyak sekali yang ingin investasi di Indonesia. Beberapa bulan lalu saya ke Korea dan China, mereka ingin sekali investasi di Indonesia. Tugas saya berbicara di media adalah bertujuan agar masyarakat Indonesia maupun mancanegara mengerti prospek investasi di sini. Saya ingin bercerita bahwa sebelum wawancara dengan SINDO ini saya juga diwawancara media Amerika Serikat, USA Today.

    Saya harap, dengan dimuatnya wawancara saya dengan USA Today, banyak investor dari sana akan datang tahun depan.Jadi saya akan terus bertemu dengan media massa sebanyak mungkin, saya akan traveling bertemu akademisi dan pemerintah daerah untuk mendorong mereka ikut memajukan bangsa ini.    

  • Lebih Agresif Lakukan Misi Perdagangan, Wawancara dengan Menteri Perdagangan

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Lebih Agresif Lakukan Misi Perdagangan
    Wawancara dengan Menteri Perdagangan
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Krisis yang menerpa negara-negara maju dunia hingga penghujung tahun ini belum juga tampak dasarnya. Hal itu menyebabkan sejumlah kalangan memprediksi, krisis itu akan berdampak pada melambatnya laju pertumbuhan ekonomi global tahun depan.

    Negara-negara berkembang atau yang biasa disebut emerging market pun diperkirakan tak luput dari efek negatifnya. Menciutnya pasar di negara-negara maju diprediksi bakal menyebabkan tidak maksimalnya kinerja ekspor yang merupakan andalan sebagian besar negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia.

    Bagaimana pemerintah menyikapi hal tersebut? Berikut kutipan wawancara dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengenai prospek sektor perdagangan termasuk ekspor Indonesia pada 2012.

    Berdasarkan performa tahun ini, seperti apa proyeksi Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengenai kinerja perdagangan nasional tahun depan?

    Saya tetap optimistis akan perdagangan nasional kita ke depan, walaupun dunia sedang diguncang oleh banyaknya masalah-masalah yang ditimbulkan negara-negara maju dunia. Meningkatkan pasar domestik merupakan prioritas kami di Kemendag. Terkait dengan itu, berbicara mengenai peningkatan perdagangan nasional kita, tidak akan terlepas dari konektivitas Indonesia itu sendiri. Dalam hal ini, saya cukup comfortable bahwa konektivitas kita menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Dengan pencapaian konektivitas yang baik, tentunya kinerja perekonomian Indonesia semakin baik pula.

    Bagaimana bila dikaitkan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)?

    Apalagi bila kita mengacu pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di enam koridor yang sudah disikapi dengan sangat baik oleh pemerintah. Segala macam bentuk dukungan pemerintah seperti pemberian insentif yang telah diberikan maupun akan diberikan kepada pengusaha dalam negeri dan asing untuk mendirikan basis bisnisnya di sini sudah mulai terlihat performanya.

    Berbicara mengenai krisis global, bagaimana dampak krisis tersebut terhadap kinerja perdagangan Indonesia khususnya ekspor?

    Memang tidak bisa dihindari dampak-dampak yang ditimbulkan dari krisis beberapa tahun terakhir. Sektor ekspor kita juga terkena imbasnya. Makanya, kami akan terus memperkuat pasar dalam negeri dan lebih memperdalam diversifikasi. Saya berharap tetap ada peningkatan dalam ekspor kita pada 2012, meskipun ekspor kita tahun ini sangat baik dan mencatat sebuah rekor dengan pencapaian USD200 miliar. Tahun depan kemungkinan sektor ekspor kita akan mengalami sedikit kesulitan.

    Bagaimana perluasan ekspor Indonesia, ke mana arahnya dan bagaimana pula prospeknya?

    Ke depan, berbicara mengenai perluasan ekspor, saya pikir kita akan mengalami sedikit kontraksi. Tetapi, di samping pasar yang telah ada,kami juga akan fokus kepada beberapa kawasan seperti Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Bila ditanya optimistis atau tidak (soal prospek ekspor), saya akan menjawab tidak terlalu,karena kami memang belum melakukan pendalaman dan hal itu pastinya memakan waktu yang cukup lama.

    Lalu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya tembus produk Indonesia di pasar internasional?

    Kita harus lebih agresif melakukan misi perdagangan ke pasar-pasar yang sudah ada dan juga yang selama ini belum kita lakukan pendalaman. Misalnya,kami dari Kemendag beserta pengusaha-pengusaha lokal akan bertolak ke Afrika. Kami akan berkunjung ke Angola dan Afrika Selatan, termasuk melirik potensi Nigeria dalam misi perdagangan ini. Pada kuartal I/2012, kami juga akan bertandang ke Amerika Selatan.

    Hambatan perdagangan pastinya sulit dihindari. Semisal isu dumping? Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin dan telah diberlakukan negara-negara lain terhadap produk ekspor kita?

    Hal tersebut sudah diekspresikan kepada saya dalam konteks KTT ASEAN yang berlangsung kemarin di Bali,APEC dan G-20.Namun, saya yakin permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik dan diskusi yang lebih mendalam. Namun juga tidak bisa dilupakan, tuduhan tersebut baru dari satu sisi, sedangkan dari sisi kita juga mengalami hal yang sama di mana beberapa pihak menyatakan bahwa kita melakukan sendiri dumping tersebut terhadap produk-produk kita.

    Maka itu, kita harus pintar bernegosiasi dan juga pandai mempertanggung jawabkan apa pun. Kita yakin tidak melakukan aktivitas dumping, lalu kita harus bisa juga membuktikannya. Dan saya yakin produk kita mempunyai daya saing yang luar biasa.

    Terkait dengan perdagangan bebas yang telah ditandatangani, pada 2012 hal tersebut akan menjadi peluang atau justru sebaliknya?

    Menurut saya,keduaduanya bisa saja terjadi. Tahun depan dalam konteks perdagangan bebas kita harus bisa meyakinkan diri bahwa ada unsur keadilan dan keseimbangan. Jika tidak, hal tersebut akan sulit dipertanggung jawabkan ke luar negeri maupun di dalam negeri yang justru lebih sulit. Saya ingin agar barang dan jasa kita lebih mengandung nilai tambah, tidak hanya berputar dalam sumber daya alam (SDA) saja. Itu adalah salah satu cara membuahkan keadilan dan keseimbangan tadi.

    Apa langkah pemerintah untuk mengatasi defisit perdagangan yang kita alami dalam perdagangan dengan beberapa negara seperti China dan Australia?

    Defisit perdagangan memang tidak bisa dihindari dan tentunya harus disikapi. Kita harus menyadari dengan terjadinya kontraksi di perekonomian negara-negara maju, China akan terus mencari pasar-pasar baru. Indonesia mungkin sudah masuk di dalam radar mereka.Hal tersebut karena Indonesia yang memiliki konsumsi domestik cukup besar dan dengan kenyataan atau kemungkinan bahwa utilisasi kapasitas produksi mereka di Tiongkok akan menurun, mereka akan lebih agresif melirik pasar seperti kita.

    Apakah itu berarti pemerintah akan melakukan sesuatu terhadap impor dari China?

    Kita harus menyikapi hal itu, dalam artian kita harus bisa meningkatkan daya saing produksi dalam negeri.

    Perdagangan bebas juga akan membuat produkproduk lokal atau pasar dalam negeri rentan terhadap serbuan produk asing.Apa langkah pemerintah untuk mengatasinya?

    Seperti yang sudah saya katakan tadi bahwa kondisi di tahun depan sedikit lebih buruk, dalam artian jika produsen-produsen asing yang selama ini mengirim barang dan jasa ke Indonesia tidak bisa mengirim ke pasar yang lebih besar seperti AS, mereka akan lebih agresif mengirim barang-barangnya ke kita. Dan dengan kemungkinan harga-harga barang tersebut lebih kompetitif. Kita harus terus menyikapi termasuk untuk berkomunikasi dengan teman-teman pengusaha dan lembaga lainnya untuk bisa meningkatkan daya saing. Pengusaha lokal banyak yang memiliki daya saing cukup tinggi. Meski demikian juga masih banyak yang belum.

    Apakah ada upaya dari pemerintah berupa kebijakan khusus?

    Dalam waktu dekat, kita akan buat aturan yang berfungsi untuk melindungi pasar domestik, antara lain menerapkan kebijakan karantina bagi produk holtikultura di pelabuhan. Itu sedang kita godok, sejauh ini sudah ada pembicaraan dengan Menteri Pertanian untuk komoditas pangan. Tapi untuk menerapkan karantina itu, harus ada fasilitas dan sarana karantina dengan sistem analisa risiko. Sistem tersebut nantinya akan diterapkan di pelabuhanpelabuhan tertentu.

    Selain itu,apakah upaya lainnya dari pemerintah untuk menjaga pasar domestik?

    Selain melakukan perlindungan dengan menerapkan kebijakan karantina produk holtikultura, pemerintah juga akan melebarkan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sejauh ini, SNI baru berlaku terhadap 83 produk, padahal ribuan produk bisa masuk ke dalam negeri. Selain itu, Kemendag juga akan memperketat pengawasan terhadap barang yang masuk.

    Sejauh ini, banyak produk yang masuk ke pasar domestik yang tidak memenuhi standar SNI. Misalnya tidak ada label, tidak berbahasa Indonesia, dan paling parah adalah banyak produk yang tidak menyertakan tanggal kedaluwarsa. Kasus seperti ini tidak saja ditemukan di pasar-pasar tradisional, tapi juga banyak ditemukan di pasar besar dan modern.    

  • Infrastruktur Pendorong Utama, Wawancara dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Infrastruktur Pendorong Utama
    Wawancara dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Dibandingkan negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara,pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan diperkirakan masih tetap yang tertinggi. Kuatnya ekonomi domestik menjadi kunci Indonesia akan mampu menghadapi krisis global.

    Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan mengenai peluang dan tantangan Indonesia di tengah krisis.Berikut petikan wawancaranya:

    Kondisi ekonomi saat ini, Eropa masih bermasalah, Amerika juga bermasalah. Dari kondisi ini, menurut Anda ekonomi kita di 2012 akan seperti apa?

    Secara umum tentunya akan sangat tergantung seberapa besar gangguan yang terjadi di Eropa utamanya, dan kemungkinan gangguan dari Amerika Serikat (AS). Semua berharap gangguan ini tidak terlalu besar. Pasti ada gangguan, perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan AS, namun yang diharapkan jangan sampai Euro zonebubar karena dampaknya luas.

    Atau jangan sampai salah satu negara di Eropa default (gagal bayar). Kalau tidak ada yang terlalu mendasar, prospek ekonomi kita tumbuh di atas 6–6,5% ada. Yang sulit ditebak kalau krisis atau perlambatan lebih besar dari yang dikhawatirkan orang. Sekarang ini prediksinya Euro zoneakan dipertahankan mati-matian, AS sendiri berpeluang tumbuh 2% tahun depan. Itu tadi, bagaimana kita bertumbuh di 2012 akan sangat bergantung derajat kesulitan negara maju.

    Kalau kita buat skenario antara optimistis, moderat, atau pesimistis, itu seperti apa?

    Ya begini, kalau pakai skenario pertumbuhan ekonomi,pesimistis artinya berat. Kita bisa tumbuh drop sampai 5,5%. Kalau moderat di kisaran 6%, dan kalau optimistis bisa sampai 6,5–7%. Optimistis artinya negara Eropa yang mengalami gangguan fiskal diselamatkan sendiri oleh Eropa dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

    Kalau dilihat angka tadi, Indonesia masih lebih baik dari negara lain?

    Iya.Artinya kita punya pengalaman 2009. Karena kita pernah alami krisis dan mampu bertahan (survive), kita punya banyak kesempatan tumbuh cepat. Artinya perekonomian domestik tetap jadi tumpuan, investasi masih cukup banyak masuk, capital inflow banyak masuk, akan menolong ekonomi tumbuh tinggi dibanding 2009 yang hanya 4,5%. Dibanding negara lain, di antara ASEAN, kita lebih tinggi karena kuncinya kalau krisis adalah ekonomi domestik.

    Semakin kecil exposure perekonomian kita terhadap perekonomian dunia, justru lebih aman. Singapura lebih berisiko.Kita paling bagus di antara negara ASEAN, lebih tinggi. Kalau untuk Asia memang masih kalah dengan China, tapi kalau dengan India bisa bersaing karena mereka bermasalah dengan mata uang dan inflasi.

    Pengaruhnya seberapa besar ekspor ke Eropa dan AS?

    Begini,ekspor ke Eropa porsinya kecil, ke AS lumayan, tapi kan AS masih tumbuh, jadi kalaupun ada gangguan, mudah-mudahan tidak cukup besar. Yang harus diperhatikan second round effectke China, Jepang, dan negara ASEAN karena itu tiga mitra dagang terbesar kita. Memang ekspor langsung ke mereka tidak terganggu.

    Namun bisa terganggu kalau Eropa dan AS melemah, sehingga ekspor dari China, Jepang, dan ASEAN terganggu. Akhirnya pengaruh ke kita.Tahun 2009 kita lihat tidak berpengaruh langsung ke Indonesia, sedangkan ke negara lain berpengaruh.

    Dari sisi pendorong pertumbuhan yakni belanja pemerintah,2011 ada keterlambatan, di 2012 ada upaya untuk memacu?

    Salah satu sebenarnya mempercepat belanja, utamanya belanja modal yang sekarang tertinggal dibanding target yang ditetapkan. Harus melakukan yang memang harus dilakukan. Anggaran diketok Oktober, tender bisa mulai November. Jadi, Januari anggaran bisa dicairkan dan digunakan. Pemerintah akan menyisir APBN 2012, melihat item yang bisa dipercepat untuk melancarkan aliran uang.

    Tugas pemerintah adalah mempercepat pencairan. Dorong lebih lancar di awal tahun. Perlu ada kesadaran semua pihak di pemerintah, utamanya terkait pengadaan untuk tidak membuat aturan baru yang akhirnya menganulir yang sebelumnya sudah dilakukan, akhirnya harus diulang, dan butuh beberapa bulan. Otomatis menghilangkan kans proyek selesai 100% tepat waktu.

    Pada 2012 mesin pendorong (pertumbuhan ekonomi) masih konsumsi domestik?

    Iya. Tapi saya masih lihat investasi cukup tinggi karena dari history tahun ini. Kita lihat kuartal I tahun ini investasi bisa tumbuh 10%, kuartal II memang melambat sedikit ke 6,5%, namun saya masih lihat ada kans investasi tumbuh cukup tinggi baik dari private investmentdan government investment, terutama infrastruktur secara umum yang bisa dorong pertumbuhan.

    Pembangunan infrastruktur sektor yang menyerap banyak tenaga kerja sekaligus memperbaiki distribusi pendapatan. Ini strategis sekali dan bisa kurangi kemiskinan. Semua effortharus dilakukan agar bisa terealisasi baik pembebasan lahan, dan lain-lain. Infrastruktur tidak hanya APBN, tapi PPP (kerja sama pemerintah dan swasta). Semua menyangkut infrastruktur harus dijalankan.

    Apakah target pertumbuhan ekonomi 6,7% (tahun 2012) berat?

    Pasti berat. Itu kandibuat saat ekonomi dunia belum terlalu buruk.Agak sukar menebak di awal. Kalau bisa upayakan penurunan ekspor yang dikompensasi dengan kenaikan konsumsi domestik, belanja APBN dipercepat, infrastruktur besar bisa dimulai tahun depan, ini bisa jadi salah satu alasan kenapa 6,7% masih realistis. Berat memang, tapi sumbernya ada baik konsumsi masyarakat, pemerintah.

    Sektor keuangan dan bursa saham bagaimana?

    Pemerintah tidak campur tangan, hanya memberhentikan otomatis kalau ada indikator yang dilalui. Yang penting adalah SBN,dan SBN itu kantidak pengaruh ke sektor keuangan karena banyak yang beli domestik misalnya perusahaan asuransi, jadi kalau ada apa-apa dengan SBN, akan pengaruhi portofolio mereka juga.

    Bagaimana dengan komitmen mempercepat anggaran?

    Masalahnya di pengadaan, prosesnya dan masalah lahan, khususnya untuk infrastruktur.

    2012 dalam perspektif Anda,sebagai tahun tantangan atau kerja?

    Tahun tantangan sekaligus momentum perbaikan mendasar. Tantangan karena gejala global luar biasa akibat krisis global yang mengenai ekonomi kuat di Eropa dan AS. Ini tahun melakukan perubahan mendasar, masalah belanja perlu suatu shock bahwa memperlambat belanja sama saja memperburuk ekonomi.
    Belanja harus dipercepat dan diserap tinggi.

    Kedua, infrastruktur. Kalau dulu infrastruktur sebagai faktor pendukung, tahun depan harus jadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur bukan hanya fungsinya tapi konstruksinya. Kita bereskan selagi kita punya urgensi untuk tingkatkan investasi. Reformasi lainnya misalkan pada sistem pajak, subsidi. Mungkin saatnya tata ulang subsidi dengan baik.    
  • Kita Butuh Perubahan, Wawancara dengan pengusaha Hary Tanoesoedibjo

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Kita Butuh Perubahan
    Wawancara dengan pengusaha Hary Tanoesoedibjo
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia semestinya bisa lebih baik. Hal itu bisa tercapai jika negara ini memiliki pemimpin yang mempunyai leadership, knowledge, serta tulus. Demikian salah satu pokok pikiran pengusaha Hary Tanoesoedibjo dalam wawancara berikut ini.

    Indonesia dalam waktu tidak lama akan mengalami transisi kepemimpinan? Apakah Pak Hary melihat ini merupakan saat bagi pemuda mengambil alih kepemimpinan?

    Kalau saya melihat, masalah kita bukan generasi tua atau muda. Titik persoalan tidak di situ. Tapi kita perlu mencari figur bagi bangsa kita yang memang secara tulus ingin memberikan kontribusi, mengabdi kepada bangsa dan orang tersebut kapabel sesuai yang dibutuhkan bangsa saat ini. Punya leadershipdan kemampuan teknis, knowledge yang memadai dalam konteks yang relevan.

    Dalam konteks yang relevan diperlukan figur dengan leadership yang kuat, kemampuan yang memadai untuk mengelola bangsa kita dan tentunya kemampuankemampuan lain. Tapi tentu yang mendasar adalah kemauan yang tulus. Artinya tidak menempatkan kepentingan-kepentingan bangsa di nomor dua dan kepentingan diri sendiri di nomor satu.

    Kesimpulan saya sekarang ini kita perlu beberapa tokoh biar nanti masyarakat memilih sendiri. Tokoh yang memiliki komitmen betulbetul untuk memajukan bangsa secara tulus, bukan terjun ke politik untuk memperbesar posisinya, bukan untuk memperbesar bisnisnya, bukan untuk memperbesar pribadinya.

    Tapi terjun ke politik untuk pengabdian, pelayanan bagaimana bangsa kita bisa lebih baik. Itu bisa dari yang tua,bisa dari yang muda. Jadi kita tidak bisa men-judge harus dari yang tua atau harus dari yang muda. Lebih baik masyarakat diberi banyak pilihan. Masyarakat kita ini perlu diberi wacana yang perspektif dan konstruktif. Kenapa?

    Kita harus tahu bahwa tataran masyarakat kita secara pemahaman mayoritas masih banyak yang belum paham. Ada 92% masyarakat lulusan SMA ke bawah, 45-50% masyarakat kita (lulusan) SD. Jadi pola pikir dalam melihat perspektif suatu konteks, suatu permasalahan, itu sangat sederhana. Bukan melihat substansinya, tapi melihat di luarnya. Siapa figur yang kelihatannya bagus, meyakinkan, ya sudah pilih itu saja.

    Semua masyarakat ini adalah pemegang saham negara kita. One man one vote. Kalau masyarakat kita mayoritas pola pikirnya masih seperti itu, bisa pilih pemimpin yang keliru. Mestinya kandilihat prestasinya apa, pengalaman pengelolaannya bagaimana, ada leadership apa tidak, bisa mengembangkan sesuatu apa tidak, mementingkan kepentingan organisasi atau tidak.

    Kalau media bisa mengembangkan perspektif seperti ini,sehingga memberikan pilihan-pilihan, akan bagus sekali. Leadership saja tidak cukup. Pemimpin harus mengerti permasalahan, kalau seorang pemimpin tidak mengerti permasalahan, bagaimana bisa mengarahkan anak buahnya? Jadi kapabilitas dan pengetahuannya juga harus memadai. Dan tegas.

    Ketegasan ini penting karena Indonesia memerlukan pemimpin yang mampu mengambil suatu keputusan yang cepat, tapi tepat. Ketertinggalan kita sudah jauh, jadi perlu kita kejar.Kita perlu bersyukur resourceskita besar, Indonesia kaya sekali. Agrikultur, perikanan,hampir semua, mining (pertambangan) kita punya.

    Sehingga ini membuat ekonomi kita tumbuh pesat. Tapi pertanyaannya, apakah kita bisa tumbuh lebih pesat? Jawaban saya bisa. Itu pasti. Kalau kita punya leadership dan semua program-program yang prioritas itu dilaksanakan dengan cepat.

    Apakah stok pemimpin yang mempunyai kriteria seperti itu sudah ada atau kita perlu memunculkan tokoh baru?

    Jawaban saya, secara jujur, secara track recordbelum ada. Kita harus bicara berdasarkan track record.Kita tidak bisa menganalisis berdasarkan janji. Untuk mengatakan harus begini begitu, itu mudah, banyak orang bisa melakukan itu. Yang kita perlukan pemimpin yang bisa menyampaikan dan bisa melaksanakan. Jadi apa yang direncanakan dan apa yang dilaksanakan konsisten. Dan kalau berdasarkan track record, berbicara jujur, saya belum melihat.

    Sekarang sudah baik, tapi harusnya bisa lebih baik, persoalannya di mana?

    Mas saya tanya, sejak Reformasi 1998 sampai sekarang berapa jalan tol yang terbangun? Berapa besar ketidakefisienan karena transportasi yang tidak memadai? Intinya infrastruktur transportasi dan infrastruktur lain belum terbangun dengan baik, padahal kita punya waktu yang cukup panjang sejak reformasi. 13 tahun ini apa yang kita bangun? Tapi kalau hanya mengatakan seperti ini, bukan saya saja yang bisa.

    Tapi, banyak yang bisa.Tapi, tantangan bagi setiap pemimpin adalah bagaimana melaksanakan ini secara cepat dan tepat. Tantangannya di situ sebenarnya.Kita baik, tapi saya yakin bisa lebih baik. Menurut saya Indonesia seharusnya bisa tumbuh lebih dari 7%.

    Banyak kemudian pengusaha yang masuk politik.Pengalaman seperti apa yang bisa ditawarkan oleh dunia bisnis?

    Kalau saya, saya masuk ke politik karena bagaimana bisa memberikan kontribusi. Tujuannya itu. Jadi tidak ada pertimbangan pribadi sama sekali bahwa saya ingin mencari kepentingan untuk pribadi dalam bentuk apa pun. Saya ingin bagaimana Indonesia itu seperti yang bagaimana saya katakan tadi.

    Kemudian grup juga sudah mapan, teman-teman juga sudah mulai mapan, secara operasional mulai sudah bisa saya tinggalkan, paling secara policy saja yang perlahanlahan saya juga mulai kurangi, sehingga saya punya waktu untuk menyumbangkan pikiran saya ke dunia politik secara konstruktif untuk mencari pemimpin-pemimpin masa depan yang memang bisa memimpin bangsa kita.

    Yang bisa kita tawarkan dari dunia bisnis adalah speed. Kita harus berani mengambil keputusan cepat,tapi juga harus tepat. Untuk speed dalam koteks Indonesia yang kompleks harus menciptakan tim yang solid. Speed tanpa teamworktidak akan speed. Jadi perlu tim yang solid, leadership, dan speed,s ehingga terjadi percepatan.

    Bagaimana memunculkan orang-orang yang mempunyai kemampuan yang masih belum kelihatan ini ke permukaan biar masyarakat bisa memilih?

    Saya pernah guyon ke teman-teman,kita buat seperti Indonesian Idol. Jadi kita vote dari setiap daerah atau provinsi, kita jadikan 10 atau 20 calon dari berbagai latar belakang. Seperti kita punya Mike, Delon, Rini. Ini kan dari yang tidak dikenal sama sekali. Mungkin soccer pun ke depan bisa melalui talent search seperti ajang idol begitu.

    Dari setiap daerah provinsi dicari yang potensial, nanti kita adu, kita buat kesebelasan untuk support timnas. Jadi, intinya,kadang-kadang kita perlu think out of the box supaya masyarakat kita itu aware. Sebenarnya potensi di Indonesia itu banyak. Cuma tidak dikasih kesempatan muncul ke permukaan. Untuk menjadi tokoh harus punya popularitas, kalau orang tidak kenal bagaimana orang mau memilih.

    Kedua elektablitas. Dulu berhenti sampai di sini, tapi sekarang kita harus mampu membuka wawasan jangan sampai hanya berhenti di elektabilitas.Tambahkan kapabilitas. Kalau kita bicarakan popularitas dan elektabilitas, ya muter-muter itu saja klusternya. Kapabilitas apa yang dibutuhkan bangsa kita, leadership ditambah knowledge yang memadai. Terus kapabilitas juga menyangkut karakter.Tulus.Orang punya leadership, knowledge yang memadai, tapi motivasinya tidak tulus ya percuma. Pasti tidak jalan.

    Kalau Indonesia memiliki pemimpin seperti syarat-syarat tadi, seperti apa Indonesia?

    Indonesia akan besar sekali, menjadi top 20 in the world. Kita akan tumbuh lebih cepat dari negara-negara lain, sehingga kita mengejar mereka itu bisa lebih cepat. Jadi kita mungkin bisa tumbuh 8–10%.Itu bukan tidak mungkin. Kalau kita bisa tumbuh 8–10%,artinya pengangguran akan lebih cepat teratasi, pendapatan per kapita meningkat, negara lebih solid.

    Secara overall akan lebih baik. Dan ini momentumnya tepat karena sekarang ini Indonesia menjadi perhatian dunia sebagai salah satu target investasi yang paling menarik. Karena mereka melihat Indonesia tidak akan terlalu banyak terpengaruh dengan permasalahan internasional. The level of middle class Indonesiaitu peningkatannya salah satu yang tertinggi di dunia.

    Sekarang middle class kita ada 115 juta orang, diperkirakan 2020 ada 200 juta.Ini yang drive consumption. Jadi kita harus meng-educated masyarakat bahwa memilih memimpin harus memerhatikan kapabilitas,track record bagaimana, leadership, dan karakter ketulusan motivasinya.

    Apakah masih cukup waktu untuk memunculkan tokoh-tokoh itu pada Pemilu 2014?

    Bisa, masih cukup waktunya.Memunculkan satu figur itu sampai dia dikenal masyarakat dan electable cuma butuh setahun.Memang media harus men-support. Paling tidak setahun dua tahun. Kita lihat Pak SBY relatif muncul ke permukaan secara lebih jelas pada 2003. Ada baiknya melakukan polling. Kalau sekarang dilakukan pemilu, mungkin golputnya banyak. Artinya banyak masyarakat kita ini bingung, mereka tidak tahu harus memilih siapa.

    Tradisi kepemimpinan terkesan masih primordial, misalnya harus Jawa.Padahal pola pikir harus Indonesia. Bagaimana?

    Saya pikir yang berpikiran seperti itu hanya kelompok tertentu saja, tapi masyarakat kita belum tentu berpikir seperti itu. Di dalam pemilu itu one man one vote. Jadi saya pribadi tidak yakin bahwa masyarakat kita mayoritas menginginkan pemimpin Indonesia harus dari Jawa, dari luar Jawa juga bisa. Sekarang konteks pemikiran seperti itu tidak relevan.

    Sekarang seorang pemimpin yang betul-betul negarawan,konteks pemikirannya bukan dia dari mana, tapi adalah NKRI, Pancasila.Dikatakan kenapa dari Jawa karena mayoritas penduduk di Jawa.Padahal Jawa itu Jawa Tengah,Timur, Barat, Jakarta, Banten. Kalau pemimpin yang seperti itu apakah pemimpin yang dari Jawa Timur akan memikirkan provinsi Jawa Timur saja? Kan tidak, orang Jatim dan Sunda ngomongnya lain. Jadi saya pikir itu sudah tidak relevan.

    Melihat pemimpin-pemimpin dunia, menurut Pak Hary Indonesia butuh yang seperti siapa?

    Masing-masing punya plus minusnya. Secara kolektif leadership China. Kalau saya melihat individu,tidak usah jauh-jauh, sebetulnya Singapura adalah contoh yang baik. Seorang pemimpin yang baik harus bisa menciptakan pemimpin berikutnya. Itu mutlak. Kalau seorang pemimpin tidak bisa menciptakan pemimpin berikutnya,egois. Jadi kalau saya perhatikan dia tahu capability dia.

    Jadi begitu dia tahu capability, dia lihat kaderisasinya mulai berjalan, dia mundur, tapi dia kawal. Sehingga di situ kalau saya lihat, seorang pemimpin memimpin dengan contoh. Di Singapura tidak ada gontok-gontokan, rebutan, jadi pemimpin. Seorang pemimpin yang jadi karena ambisinya, pasti akan menciptakan preseden-preseden. Sejarah itu berulang. Jadi kalau saya lihat itu (Singapura) contoh yang baik.

    Pemimpin jangan lupa menciptakan pemimpin berikutnya. Jangan ditinggalkan begitu saja. Pemimpin yang baik tahu kapan harus turun, dia tahu kapasitas diri juga akan menurun, sehingga dia harus melakukan kaderisasi. Tapi kalau pemimpin motivasinya pribadi, pasti dia akan takut tersaingi. Tidak mungkin dia melakukan kaderisasi. Itu pasti. Sekarang kalau kita bicara dalam konteks negarawan, ya harus murni untuk pengabdian.

    Bagi pemimpin muda, masih ada waktu untuk mempersiapkan diri mengambil kepemimpinan sebenarnya. Dalam pandangan Pak Hary, apa yang harus mereka persiapkan sehingga benar-benar siap memimpin?

    Sebenarnya lebih tepat mengatakan banyak mereka yang siap, cuma kesempatan yang belum ada. Kita butuh perubahan. We need change (kita butuh perubahan).    

  • Reformasi Alutsista, Wawancara dengan Menteri Pertahanan

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Reformasi Alutsista
    Wawancara dengan Menhan Purnomo Yusgantoro
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Reformasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI melalui program minimum essential force (MEF) 2024 membutuhkan anggaran sangat besar.Hingga 2014, anggaran yang dialokasikan untuk keperluan ini mencapai Rp150 triliun.

    Anggaran sebanyak itu akan digunakan untuk membangkitkan daya tangkal sekaligus mendorong revitalisasi industri strategis pertahanan Tanah Air. Bagaimana kedua hal itu bisa berjalan? Berikut petikan wawancara SINDO dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

    Bagaimana memanfaatkan anggaran alutsista yang demikian besar?

    Anggaran kita memang naik pada tahun sekarang, dibandingkan lima tahun lalu. Untuk pembangunan alutsista (perawatan,pemeliharaan, pembelian baru) selama lima tahun,kita mendapatkan Rp150 triliun,itu di luar belanja pegawai. Kalau dihitung per tahun, pada 2012 kita dapat Rp72 triliun.Tapi,48%-nya untuk belanja pegawai.Sisanya,36% untuk belanja modal (alutsista) dan 16% belanja barang (pemeliharaan dan perawatan). Tentu,(alutsista) yang kita pilih adalah untuk pembelian alutsista yang sudah kita rencanakan sejak awal masuk kabinet 2010.

    Proporsi pembelian dari dalam negeri dan luar negeri seperti apa?

    Kita sudah buat perencanaan untuk 15 tahun yang dibagi dalam tiga rencana strategis lima tahunan.Dalam pokok perencanaan itu, kita sudah tahu mana yang dibeli dari dalam negeri dan luar negeri. Semaksimal mungkin,kita beli dari dalam negeri. Tapi kalau tidak bisa,kita beli yang bisa dibangun bersama-sama atau joint productions. Lalu, yang tidak bisa dibangun di Indonesia dan harus dibeli dari luar, kita upayakan adanya tansfer of technology( ToT) ataupun off-set dan trade off.

    Untuk jangka panjang juga kita siapkan, contohnya dengan Korea Selatan (Korsel), kita melakukan penelitian dan pengembangan untuk pesawat tempur generasi 4,5 yaitu IFX/KFX. Itu baru datang pada 2020. Padahal selama jangka waktu itu, kebutuhan pesawat tempur tetap harus kita diisi.

    Ada tawaran kerja sama dari sejumlah negara di Eropa, seperti Serbia. Tanggapan atas tawaran-tawaran itu?

    Mereka memang banyak menawarkan teknologi timur. Dulu, kita banyak memakai teknologi timur pada era 60-an. Tapi, ujung-ujungnya adalah apakah cocok dengan RMA, kepentingan kita, dan modernisasi peralatan kita. Jadi, yang menawarkan banyak, tapi harus kita lihat satu per satu.

    Bagaimana strategi yang digunakan dalam menentukan alutsista yang dibeli?

    Pertama, kita lihat ancamannya seperti apa, di mana, dan berupa apa. Kemudian, anggaran yang dipersiapkan untuk penangkalnya seberapa besar. Lalu, dari situ kita desain,kita bangun kekuatan alutsista kita. Indonesia itu besar, jadi yang didesain tidak hanya kuantitas, tapi juga kualitas. Contohnya pembelian pesawat tempur F-16.Kita punya anggaran USD470 juta.

    Kalau membeli baru cuma dapat 6 unit dan datangnya baru sekitar 6-7 tahun lagi. Tapi, kalau dapat hibah F-16 bekas, bisa datang cepat. Pesawat hibah itu tetap bisa diupgrade kemampuannya menjadi seperti pesawat baru. Dengan hibah ini kita dapat 24 unit. Karena itu,kita kemudian memilih yang hibah ini dengan 24 unit pesawat. Selain itu, kondisi geografis juga harus diperhitungkan.

    Di wilayah barat, laut kita dangkal, sehingga tidak membutuhkan kapal-kapal berukuran besar. Yang penting sekarang adalah kapal-kapal yang ada dipasang meriam dan rudal. Sedangkan di wilayah timur, lautnya dalam sehingga cocok untuk kapal-kapal besar.

    Salah satu kendala industri strategis pertahanan dalam negeri adalah tidak ada sinergi antarindustri. Apa yang Kemhan lakukan untuk mendorong terciptanya sinergitas ini?

    Biasanya kita menyerahkan ke vendor manufaktur untuk menetapkan itu sendiri. Misalnya, bangun kapal perang,maka kita serahkan ke PT PAL.Mereka yang akan mencari (dari industri mana saja komponennya). Kita cuma bilang harga segini, barang seperti ini.

    Bagaimana dengan RUU tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan?

    Sekarang sedang dibahas DPR. Yang penting kita berikan fleksibilitas kepada BUMNIP agar mereka bisa kembangkan industri pertahanannya lebih baik.Contohnya, kewajiban untuk membeli dari dalam negeri, dalam hal tender mungkin ada keberpihakan kita, ketentuan local content, dan diizinkan untuk melakukan kerja sama. Itu memang perlu dipayungi hukum.

    Kemampuan seperti apa yang Kemhan harapkan dimiliki industri pertahanan untuk dapat memenuhi kebutuhan alutsista?

    Kita menyadari ToT tidak bisa cepat. Pembuatan kapal selam, misalnya.Kapal pertama dibuat di luar negeri tidak apa-apa, tapi kita kirim banyak anak muda ke sana untuk belajar. Mungkin yang kedua bisa dibangun sebagian di sini. Nah, yang ketiga, kita berharap bisa dibangun di sini semua. Jadi itu bertahap. Itu sebetulnya tidak sulit. Contohnya kapal LPD yang kita punya. Dulu, dua dibangun di Korea, dua di Indonesia. Sekarang, Filipina sudah berminat membeli dari kita.

    Dengan pembelian alutsista yang demikian gencar,apa tidak khawatir menimbulkan persaingan persenjataan di kawasan?

    Sebetulnya kalau di ASEAN tidak. Pertama, karena kita punya ADMM (rapat tahunan menteri pertahanan se-ASEAN). Kita juga sudah sepakat kebijakan pertahanan kita harus transparan. Kita juga ada kerja sama industri pertahanan dan kerja sama militer selain perang. Kedua, kita semua tahu, sebenarnya kita membangun kekuatan ini bukan untuk menyerang, melainkan untuk mempertahankan kedaulatan. Ketiga, sekarang ini ancaman lebih banyak pada ancaman non-tradisional dan asimetrik.

    Bisa digambarkan kekuatan pertahanan yang ingin dibangun, apakah seperti era 1960-an?

    Tentu berbeda antara era 60- an dengan sekarang. Sekarang ada RMA (revolution military affair), jadi sekarang ini peranan teknologi sangat besar sekali. Sekarang kita tidak perlu kapal-kapal besar,yang penting punya peluru kendali.

    Bagaimana dengan platform perluasan pasukan?

    Memang, sekarang kebijakan kita di bidang sumber daya manusia ada tiga. Pertama, zero growth. Kita ingin pertahankan jumlah personel tetap. Kita juga menganut restrukturisasi dan right sizing.

    Pengaruh zero growth terhadap ketersediaan belanja modal seperti apa?

    Memang itu yang kita harapkan (persentase belanja modal lebih besar). Dulu kita 51% dari anggaran untuk belanja pegawai, sekarang sudah turun menjadi 48%. Memang tidak bisa drastis, harus pelan-pelan. Tapi, persentasenya untuk belanja modal tentu naik seiring dengan kebijakan zero growth ini.    

  • Peringkat IPM Indonesia, Wawancara dengan Mendikbud

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Peringkat IPM Indonesia
    Wawancara dengan Mendikbud Mohammad Nuh
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia terbaru menurun dibandingkan dengan peringkat negara lain. Penurunan tersebut akibat rendahnya harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Dua hal itu yang menjadi pekerjaan besar pemerintah.Apa kiat dan langkah pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut? Berikut ini wawancara dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

    Laporan UNDP mengenai IPM Indonesia terbaru terlihat menurun dibandingkan sebelumnya, mengapa hal itu terjadi?

    UNDP melakukan perubahan dalam menentukan kriteria pengukuran IPM.Pada metode sebelumnya di kesehatan sama, yaitu harapan hidup waktu lahir, begitu juga ukuran yang dilakukan BPS juga sama. Untuk pengetahuan, yang lama dipakai melek aksara dan gabungan angka partisipasi kependidikan (APK) mulai kasar hingga murni. Namun untuk perhitungan yang baru ini pendidikan tidak memakai melek aksara lagi, tapi harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.

    Karena perubahan itu, tidak ada perbandingan dari tahun lalu, baik dari peringkat maupun indeks. Sebab kriterianya berbeda. UNDP pun sudah mengirim surat ke kami bahwa ada perubahan indikator tersebut meski diakui, indeks Indonesia naik satu poin, yakni dari 0,613 ke 0,617.Hal itu terlihat dari indeks kesehatan 0,779, pendidikan 0,584, dan pendapatan per kapita 0,518. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya ini tidak dapat karena variabelnya berbeda.

    Oleh karena itu, saya ingin menjernihkan bahwa tidak benar bahwa indeks IPM turun karena laporan dari UNDP-nya seperti itu. Negara yang naik satu poin itu adalah Indonesia, Argentina, Filipina, Brasil, Peru. Lalu yang dua peringkat antara lain Arab Saudi, Kamboja. Yang naik tiga peringkat tiga negara, yakni Ukraina, Turki, dan Malaysia. Ada yang poinnya tetap, yakni 120 negara seperti Norwegia dan Belanda. Namun ada juga 25 negara yang turun satu peringkat seperti Islandia, Portugal, Mesir.

    Bagaimana jika dilihat dari rangkingatau peringkat?

    Kalau rangking itu harus dilihat ada tidak perubahan dari jumlah negara.Kan sekarang jumlah negaranya berubah dari 169 ke 187 sehingga peringkat di dalamnya berubah lagi. Dulu negaranya ada 168, peringkat kita 108, sekarang jumlah negaranya 187, peringkatnya 124. Memang iya turun kalau dilihat dari rangking, tapi cara membacanya tidak cukup seperti itu. Memang turun rangking-nya, dulu peringkatnya 108 dari 169, sekarang 124 tapi dari total negara 187.

    Masyarakat juga jangan salah membaca hanya dari rangkingkarena nilai indeksnya kan naik dari 0,613 ke 0,617.Memang kenaikan indeksnya tidak 2 poin,3, apalagi 5.Oleh karena itu tema besarnya adalah bagaimana melakukan percepatan agar naiknya tidak satu poin, tapi di atas itu.

    Apa langkah yang digunakan untuk menaikkan indeks tersebut?

    Upaya percepatan itu yang diukur kan rata-rata lama sekolah dan harapan sekolah sehingga ini yang harus digarap. Cara yang simpel ialah semua anak sekolah itu harus sekolah. Karena kalau tidak sekolah dia menjadi pembagi. Misalnya ada keluarga yang punya 10 anak,yang lima sekolah 10 tahun dan lima lagi tidak sekolah, berarti rata-ratanya cuma 1 tahun sehingga yang tidak sekolah akan menjadi beban.

    Kedua, tidak cukup hanya itu,siswa pun tidak boleh drop out (DO). Jadi yang sudah sekolah SD enam tahun ini harus dikawal jangan sampai berhenti di SD, juga tidak boleh tidak ada yang melanjutkan sehingga kalau lulus SD harus didorong ke SMP sebanyak-banyaknya. Begitu juga di SMP tidak boleh ada yang DOdi tahap ini. Yang DO di SD itu pada 2011 ada 489.000 anak dan yang tidak melanjutkan 366.000 anak.

    Ini yang harus dikurangi yang tadinya DO itu 489.000 harus ditekan dan kita usahakan pada 2012 ini hanya tinggal 94.000 dan yang tidak melanjutkan tinggal 115.000. Demikian juga untuk SMP dan SMA. Dengan skenario ini pada 2012 yang DO itu untuk SD 390.000,SMP berkurang 152.000, dan SMA 262.000 anak.Akhirnya kalau dikurangi kita ada tambahan siswa baru di SD 850.000, yang SMP ada tambahan 610.000 siswa, dan SMA ada tambahan 1 juta siswa,sementara perguruan tinggi ada tambahan 100.000 siswa.

    Implementasinya yang akan dilakukan untuk mengatasi itu?

    Kita beri beasiswa untuk siswa miskin di SD dan sistemnya diubah.Kita masukkan fungsi keterjaminan anak yang sudah mendapatkan beasiswa di SD nanti di SMP-nya akan dapat lagi sehingga dia tidak ragu lagi masuk SMA.Lalu untuk melanjutkan dari SMA ke kuliah kanada Bidik Misi. Jika skenario kita lakukan, yang namanya expectated years of schooling atau harapan sekolah akan naik jadi 7,4 tahun dari yang tadinya 5,8 tahun.Kalau ini dilakukan, skenarionya akan ada kenaikan di indeks tersebut.Selain itu,kita juga akan bangun sekolah-sekolah di daerah yang masih tertingal.

    Sejauh mana faktor ekonomi bisa memengaruhi rata-rata lama sekolah?

    Dari studi yang dilakukan, anak tidak melanjutkan sekolah, terutama untuk SD itu 70% karena biaya sehingga kalau persoalannya biaya, solusinya dengan beasiswa dan bantuan subsidi miskin. Ditambah lagi adanya BOS akan makin berdampak besar.Meskipun masih ada pungutan namun bisa sedikit mengurangi beban melalui program BOS.BOS kita naikkan kan dalam rangka mengurangi beban sehingga orang lebih berminat sekolah.Kalau toh memang masih kurang lagi,ditambah beasiswa itu.

    Bagaimana untuk yang usia 25 tahun ke atas yang masih buta huruf?

    Itu memang menjadi persoalan, tetapi kita memberikan paket-paket, yakni paket A,B,dan C, agi mereka.Kalau toh mereka tidak mau bersekolah, pemerintah bertekad anakanak usia muda jangan sampai tidak sekolah,jangan sampai kalau usia sekolah SD tidak sekolah,tapi sembari yang tua dibuka paket A, B dan C dan perguruan tinggi sehingga ujungnya bukan pendidikan SD hingga perguruan tinggi, tapi bagaimana mewujudkan pendidikan sepanjang hayat karena meskipun sudah tua mau melanjutkan sekolah.

    Sejauh mana dampak kenaikan anggaran pendidikan dengan kenaikan IPM?

    Yajadi anggaran pendidikan akan naik terus, bahkan kita perkirakan hingga 2015 itu ada sekitar Rp400 triliun, itu sama dengan 2004 total anggaran APBN. Tentu dengan kenaikan anggaran, berarti fleksibilitas kita untuk memberikan beasiswa lebih leluasa. Untuk anggaran pendidikan 2012 yang sudah disetujui Badan Anggaran DPR itu Rp290 triliun lalu diperkirakan pada 2013 naik Rp318 triliun–320 triliun. Karena treknya naik Rp40 triliun. Tentu dengan uang tambah ada fleksibilitas meskipun jumlah penduduknya akan nambah pula.Lalu budaya sekarang kan lebih bagus kalau dulu anak 10 tahun sudah menikah sekarang kan kesadaran untuk sekolah lebih bagus.

    Apakah rasio sekolah yang ada dengan jumlah siswa sudah ideal?

    Kalau di SD total sekolah sudah cukup meskipun ada yang rusak.Dari APK SD sudah di atas 100 meski APM masih di bawah. Justru yang kurang di SMP yang APK-nya baru 90 % dan SMA masih 80%, sehingga jika mau nambah sekolah itu ya harus di jenjang SMP dan SMA ke atas.    

  • Menguji Keampuhan Protokal Penanganan Krisis

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Menguji Keampuhan Protokol Penanganan Krisis
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Stabilitas perekonomian nasional yang digambarkan melalui asumsi makro APBN 2012 perlu dilindungi dari setiap ancaman dan dampak buruk ketidakstabilan ekonomi dunia.

    Lalu, apakah kita benar-benar siap ketika potensi krisis menghampiri dan mengganggu stabilitas ekonomi nasional? Kesiapan pemerintah melalui Manajemen Penanganan Krisis (Crisis Management Protocol/CMP) kemungkinan besar akan diuji keampuhannya tahun depan. Perlindungan terhadap stabilitas ekonomi nasional tidak bisa hanya dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter,tapi juga pemerintah yang memiliki kewajiban untuk menjaga sisi fiskal.

    Ancaman terhadap stabilitas ekonomi nasional datang dari kondisi perekonomian dunia, khususnya dari negara maju di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Perlambatan ekonomi dunia belum berdampak signifikan terhadap ekonomi nasional pada tahun ini. Namun,ujian dan tantangan sesungguhnya terhadap ketahanan ekonomi dalam negeri dimulai pada 2012 nanti.

    Pemerintah,BI,dan berbagai kalangan telah memprediksi,tingginya potensi resesi ekonomi global akan masuk dan berdampak pada ekonomi Indonesia melalui dua saluran yakni sektor perdagangan dan sektor keuangan (khususnya pasar modal). Kondisi paling buruk harus siap dihadapi. Pemerintah mengklaim sangat siap menghadapi potensi resesi ekonomi dunia yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem ekonomi nasional. Namun, sejauh mana pemerintah benar-benar siap?

    Hal itu harus dibuktikan tidak hanya di atas kertas. Walaupun kondisi ekonomi nasional tahan terhadap krisis global, kewaspadaan harus terus ditingkatkan. “Kita harus tetap hati-hati. Barangkali yang paling penting itu,(hati-hati) terhadap semua kemungkinan gejolak maupun pengaruhnya, baik itu melalui jalur perdagangan,jalur moneter, (atau) jalur APBN,” ujar Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani di Jakarta belum lama ini. Tantangan lain yang patut diwaspadai pada 2012 adalah ancaman inflasi tinggi.

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan masih tinggi juga akan berimbas pada tekanan inflasi yang lebih tinggi. Namun inflasi yang membayangi perekonomian negara-negara Asia, sejauh ini belum berpengaruh signifikan terhadap ketahanan ekonomi nasional. Tahun ini, inflasi yang sangat rendah mendorong BI menurunkan suku bunga acuannya dari semula 6,75% menjadi 6,5% dan terakhir kembali diturunkan hingga ke level 6%. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan berjanji menjaga tekanan inflasi pada 2012 di level 5,3%.

    Tekanan inflasi tetap harus dikendalikan untuk tetap menjaga kemampuan daya beli masyarakat yang berimplikasi pada tingkat kemiskinan. Salah satunya dengan menjaga stabilitas harga dan nilai tukar rupiah yang dipatok pada kisaran Rp8.800 per dolar AS dalam APBN 2012.BI sebagai otoritas moneter, dipercaya mampu menjaga stabilitas rupiah.

    Cadangan devisa Indonesia yang hingga akhir Oktober 2011 mencapai USD113,9 miliar sudah disiapkan jika langkah intervensi terpaksa harus dilakukan oleh BI. Pemerintah dan BI,masingmasing memiliki CMP sebagai payung sekaligus perisai untuk menangkal potensi atau dampak buruk terhadap perekonomian nasional. Dalam batang tubuh APBN 2012,DPR dan pemerintah bersepakat untuk memasukkan CMP sebagai langkah antisipasi dan mitigasi.

    Isi CMP di antaranya tertuang dalam Pasal 40 yang menyebutkan, jika terjadi krisis pasar surat berharga negara (SBN) domestik, pemerintah dengan persetujuan DPR diberikan kewenangan menggunakan sisa anggaran lebih (SAL) dalam rangka stabilitas pasar SBN. Pasal 41 memberikan kewenangan bagi pemerintah mencari alternatif-alternatif pembiayaan dalam bentuk pinjaman siaga untuk memperkuat ketahanan pangan. Tentu,semua pihak berharap kesiapan pemerintah tak hanya sebatas teori di atas kertas tapi langkah konkret agar krisis tak menggerus perekonomian nasional.    

  • Indonesia Permata Asia

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Indonesia Permata Asia
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Sepanjang tahun 2011, berbagai pujian mengalir ke Indonesia karena kekuatan serta ketahanan perekonomian yang masih mampu tumbuh di tengah semakin tingginya ketidakpastian ekonomi dunia.Perkembangan terbaru,lembaga pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi (investment grade).

    Indonesia menjadi bagian penting dari sistem ekonomi Asia yang kini “didaulat”sebagai mesin penggerak pemulihan dan pertumbuhan ekonomi global. Sejak terjadinya krisis keuangan dunia pada 2009,peta perekonomian dunia mengalami pergeseran.Bank Dunia memprediksi,pada 2025 mendatang, enam negara besar, yakni Brasil, China, India, Indonesia, Korea Selatan,dan Rusia,akan masuk dalam pertumbuhan ekonomi global dan sistem moneter internasional.

    Bahkan diperkirakan akan terbentuk kelompok ekonomi global yang baru,yakni kelompok ekonomi berkembang. Kelompok ekonomi ini akan tumbuh ratarata 4,7% per tahun untuk kurun waktu 2011 hingga 2025.Dari berbagai prediksi dan perkiraan kondisi ekonomi tahun depan, target pertumbuhan ekonomi 6,7% dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 cukup realistis.

    Dengan gambaran proyeksi tersebut, tidak dapat dimungkiri lagi,pergerakan ekonomi Asia yang cepat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Ekonomi Indonesia diyakini berbagai pihak akan tumbuh stabil bersama dengan India serta China yang kini menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

    Meminjam tajuk paparan outlook ekonomi 2012 yang diselenggarakan Bank HSBC belum lama ini, “Indonesia,the Economic Jewel of Asia” atau Indonesia Permata Ekonomi Asia,hal itu bisa menjadi gambaran perekonomian nasional saat ini dan di masa mendatang. Namun,2012 diakui sebagai tahun yang berat dan penuh tantangan.

    Potensi perlambatan ekonomi dunia dan dampaknegatif dari krisis fiskal dan utang yang diperkirakan merambat ke negara berkembang melalui saluran perdagangan dan sektor keuangan merupakan tantangan terbesar untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Tekanan inflasi perlu dijaga untuk menggerakkan aktivitas perekonomian. Penguatan kerja sama dalam satu kawasan juga penting untuk melindungi merambatnya perlambatan ekonomi negara maju.    

  • Kemandirian Energi Pendukung Ekonomi

    MENYAMBUT INDONESIA 2012
    Kemandirian Energi Pendukung Ekonomi
    Sumber : SINDO, 19 Desember 2011
    Pertumbuhan ekonomi dunia yang kini dipimpin negara-negara berkembang, khususnya di kawasan Asia, mendorong kenaikan kebutuhan energi yang cukup besar,baik energi listrik maupun bahan bakar minyak (BBM).

    Pada 2011-2012, kebutuhan energi dunia diperkirakan meningkat hingga 1,6 juta barel setara minyak per hari dari kebutuhan sekitar 86,7 juta barel setara minyak per hari pada 2010. Sebagai salah satu negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya paling baik, Indonesia dipastikan sebagai salah satu negara pengonsumsi energi dalam jumlah cukup besar. Maka itu, sudah sepatutnya Indonesia mengantisipasi hal ini dengan memperkuat ketahanan energi.

    Tanpa dukungan pasokan energi yang mencukupi, laju pertumbuhan ekonomi nasional bakal terseok.Tanpa aliran listrik yang memadai, sulit bagi industri mengembangkan kapasitasnya,apalagi berharap masuknya investasi baru. Demikian pula dengan pasokan gas serta bahan bakar, kalaupun sumber energi itu tersedia,jika biaya memperolehnya terlalu tinggi, sulit berharap industri dapat bersaing di kancah global. Pemerintah sadar betul akan persoalan besar di sektor energi nasional tersebut.

    Solusi konkret menuju kemandirian energi didasarkan pada tiga persoalan besar yang telah diidentifikasi.Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, persoalan pertamaadalah diversifikasi sumber energi dan pola penghematan penggunaan energi. Untuk persoalan ini, pemerintah menyiapkan kebijakan penghematan, khususnya BBM bersubsidi yang diberlakukan di Jawa- Bali mulai April 2012.

    Namun, langkah ini juga belum menjamin ketersediaan energi dalam negeri.Langkah jangka pendek dan jangka panjang perlu dipersiapkan. Indonesia yang memiliki sumber daya alam (SDA) cukup besar,khususnya batubara,gas,dan panas bumi, perlu terus dikembangkan sebagai energi alternatif. Persoalan kedua, perbaikan pada sisi kemampuan produksi energi nasional.

    Dalam hal ini, pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang berat mengingat kinerja produksi minyak (lifting) nasional tidak pernah mencapai target yang ditentukan.Butuh perbaikan kebijakan maupun teknis guna mendongkrak produksi minyak sesuai potensi yang sebetulnya masih cukup besar. Namun,ini butuh waktu,target liftingsebesar 1 juta barel per hari diperkirakan baru bisa terealisasi pada 2013.

    Ketiga, kebijakan harga energi.Saat ini pemerintah tengah menyempurnakan kebijakan harga untuk energi agar tidak terlalu memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Persoalan restrukturisasi pola subsidi, perbaikan harga listrik yang masih tak seimbang mengingat biaya pembangkit yang lebih besar ketimbang harga jual,menjadi agenda tersendiri. Perbaikan harga energi alternatif,khususnya energi baru dan terbarukan, juga menjadi pekerjaan rumah agar pengembangannya bisa terlaksana.

    Pengembangan panas bumi,bahan bakar nabati dan bahan bakar gas (BBG) seolah jalan di tempat gara-gara harga yang tak menarik minat investor. Indonesia yang memiliki sumber daya alam cukup besar, khususnya batubara, gas, dan panas bumi, perlu dikembangkan .Dalam bukunya Migas dan Energi di Indonesia,

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo menyebutkan, hal pertama yang perlu dipahami semua pihak adalah bahwa Indonesia bukan negara kaya minyak, sehingga tidak bijaksana jika masih menggantungkan diri pada minyak bumi. Kemandirian di bidang energi hanya mungkin terjadi jika ketergantungan akan minyak dilepas, dengan memaksimalkan potensi energi alternatif yang dimiliki.

    Namun,u ntuk mengembangkan energi tersebut butuh dana tak sedikit. Saat ini baru pengembangan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik melalui megaproyek 10.000 MW saja yang betul-betul berjalan. Program itu pun belum menjawab kebutuhan energi dalam negeri. Berdasarkan perhitungan, dibutuhkan tambahan lebih dari 3.000 MW listrik per tahun untuk mengejar rasio elektrifikasi.

    Pertumbuhan listrik sebesar 3.000 MW itu pun baru mampu mendukung pertumbuhan ekonomi 6-7% per tahun. Menurut pemerintah,dengan target pertumbuhan ekonomi 7%, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) punya pekerjaan rumah cukup besar,yakni menumbuhkan ketersediaan listrik 1,25 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi atau sekitar 9-10% per tahun. Soal kebutuhan dana untuk merealisasikannya, PLN masih harus bersandar pada dana subsidi pemerintah.

    Cara lainnya, kerja sama dengan swasta untuk beberapa pembangkit tertentu. Namun, itu pun belum cukup.Karena itu, alokasi anggaran juga dihitung dengan mempertimbangkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10%. Terlepas dari kebijakan apa pun yang akan dijalankan pemerintah, dukungan energi untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa ditawar lagi. Kemandirian energi menjadi syarat mutlak agar pembangunan ekonomi terus berkelanjutan.